DIARE masih menjadi penyebab kematian
anak di bawah umur 5 tahun di Indonesia. Masalah pemberian makanan yang salah
kerap menjadi penyebabnya. Parahnya lagi, banyak orangtua yang tidak paham
bagaimana mengatasi anak yang alami diare.
Diare
merupakan kondisi ketika anak buang air besar (BAB) cair lebih dari tiga kali
sehari. Diare dapat disebabkan infeksi seperti virus, bakteri, parasit, dan
jamur. Bisa juga karena alergi dan intoleransi makanan tertentu, kata Konsultan
Gastrohepatologi Anak, Dr Badriul Hegar, PhD, SpA(K).
Sistem
pencernaan dan kekebalan tubuh yang belum sempurna di awal usianya akan bisa
bertambah buruk jika orangtua salah memberi makan anak-anak mereka. “Satu
survei melibatkan 3.000 anak memperlihatkan bahwa setengahnya memiliki gejala
saluran cerna. Salah satu penyebabnya, 60 persen, karena susunya diganti,”
katanya.
Diare
pada anak paling umum disebabkan infeksi bakteri dan virus, terutama rotavirus.
Infeksi pada saluran cerna anak bisa merusak lapisan jaringan penyerapan makanan
yang dapat membuat laktosa (zat karbohidrat dalam susu) tidak dapat dipecah.
“Ini
akan memicu reaksi intoleransi laktosa. Laktosa yang tidak dapat dipecah akan
membuat cairan dalam sel tubuh dikeluarkan agar laktosa dapat dicerna sehingga
anak akan diare. Laktosa juga akan difermentasi bakteri di usus besar, membuat
kotoran menjadi asam dan perut bergas,” jelasnya, dalam acara “Nutritalk” di
Jakarta, kemarin.
Untuk
menenangkan diare, dr Badriul menerangkan bahwa ada empat hal yang harus
diberikan dan didapat orangtua. Empat hal tersebut adalah memberi anak cukup
cairan, kapsul atau makanan bersumber zink, selektif dalam minum antibiotik,
dan mendapat nasihat dari dokter.
“17
persen anak diare meninggal karena kekurangan cairan. Kalaupun anak belum
umurnya diberi selain ASI, maka ASI-nya harus diteruskan. Kedua, kalau anak
menderita diare cair yang akut, penelitian mengatakan anak harus diberi kapsul
zink selama 10 hari. Berikutnya adalah dengan antibiotik jika diare karena
bakteri, dan konsultasi ke dokter,” pesannya.
0 komentar:
Posting Komentar