Seseorang
TIDAK ingin gemuk membuat pelaku
diet justru mengurangi asupan makanan mengandung lemak.Padahal, banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa diet rendah lemak benar-benar dapat menaikkan
berat badan.
Terdapat
65 persen orang yang tengah berjuang dengan masalah berat badan mengatakan
bahwa mereka ingin mengurangi jumlah lemak dalam dietnya menurut survey Nielson
baru-baru ini.
“Orang
masih berpikir lemak membuat mereka gemuk,” kata Donald K. Layman, PhD,
profesor emeritus ilmu makanan dan nutrisi manusia di University of Illinois,
Amerika Serikat.
Lemak
mengandung kalori (sembilan kalori dalam satu gram, tepatnya). Jika Kamu makan
banyak lemak, hal itu dapat menyebabkan kenaikan berat badan, begitu juga
dengan nutrisi lainnya.
Akan
tetapi, ketika Kamu mengurangi asupan lemak, Kamu akan cenderung berlebihan
dalam menambah kalori yang meningkatkan risiko penambahan berat badan,
obesitas, dan kondisi terkait seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Lemak
merupakan nutrisi yang paling mengenyangkan. Lemak lebih lama dicerna daripada
karbohidrat atau protein, kata Layman. Ketika Kamu makan lemak, kadar gula
darah tetap stabil lebih lama dan mencegah Kamu kelaparan berlebih.
Faktanya,
pada kebanyakan orang, kalori ekstra yang mereka konsumsi tidak berasal dari
protein. Melainkan berasal dari karbohidrat kosong.
"Semakin
sedikit orang mengonsumsi lemak, maka akan lebih banyak mereka mengkonsumsi
karbohidrat. Dan itu membuat orang-orang mendapatkan karbohidrat lebih dari dua
kali asupan harian yang direkomendasikan mereka," kata Layman.
Selain
itu, gula darah Kamu bisa berkurang ketika asupan lemak dikurangi dalam diet
harian. Akibatnya, Kamu akan mudah lapar dan lebih banyak makan karbohidrat
yang dikelola secara instan, ahli gizi berbasis di Florida, Jaime Mass, RD,
menjelaskan.
"Ketika
Kamu menghilangkan lemak dari produk makanan, maka harus diganti dengan
bahan-bahan lain untuk memberikan alternatif menguntungkan. Jadi, jika Kamu
memilih makanan tidak berlemak, ganti dengan tiga karbohidrat, dua gula,
tambahkan bahan-bahan tambahan untuk mendukung konsistensi dan rasa.
Setelah
mengonsumsi makanan berlabel “bebas lemak” seperti itu selama bertahun-tahun, maka
cenderung menjadi kelebihan berat badan dan menimbulkan masalah kesehatan,
termasuk lemak perut, diabetes tipe 2, dan masalah kardiovaskular
“Namun,
ketika orang melihat makanan berlabel ‘rendah lemak’, mereka secara otomatis
menganggap itu lebih sehat,” menurut para peneliti dari Cornell, seperti
dilansir dari Menshealth,
Selasa (5/4/2016).
0 komentar:
Posting Komentar