MUNGKIN masih banyak orang menyepelekan tempe
sebagai makanan "murahan". Namun, sebenarnya tempe memberikan banyak
manfaat bagi kesehatan.
Ahli gizi dari RSUP
Fatmawati, Dr Pauline Endang, Sp.GK mengatakan, sebuah penelitian di Jepang
memperkirakan kedelai sebagai bahan dasar tempe dan fitroestrogen (kandungan
dalam kedelai) berhubungan dengan penurunan risiko endometriosis. Dalam
penelitian tersebut, tingginya kadar fitroestrogen yang terdapat dalam kedelai
berhubungan dengan penurunan risiko endometriosis stadium lanjut.
Karena itu, Dr
Pauline menyarankan mengonsumsi makanan dari kedelai, termasuk tempe. Akan
tetapi, Dr Pauline mengingatkan tentang cara pengolahan tempe agar bermanfaat.
"Jangan
dimasak dengan digoreng, karena merusak fitrostrogen dalam kedelai, sehingga
manfaatnya bisa hilang," ujarnya di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
baru-baru ini.
"Fitroestrogen
yang terdapat dalam kedelai juga akan hilang ketika dimasak dengan panas 70
derajat celsius. Tempe dapat dikukus, dibacem biar lebih enak, agar manfaatnya
tidak hilang," imbuhnya.
Jika dibandingkan
dengan makanan dari kedelai lain, tempe memang paling tinggi mengandung
fitroestrogen, karena melalui proses fermentasi. Sedangkan, makanan dari
kedelai lain seperti susu dan tahu lebih sedikit mengandung fitroestrogen,
karena tidak melalui proses fermentasi.
"Karena,
misalnya pada tahu itu kan yang diambil ampasnya, sehingga sedikit fitroestrogen-nya.
Jadi jangan salah, tempe itu banyak manfaatnya bagi kesehatan, namun harus
benar cara pengolahannya," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar