Minggu, 08 Mei 2016

GANGUAN TIDUR PADA ANAK-ANAK



Tidur adalah kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, khususnya anak-anak. Kebutuhan tidur pada anak semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak.

Tahapan tidur pada bayi dan anak bisa dikelompokkan menjadi: tidur aktif atau REM (Rapid Eye Movement) dan tidur lelap atau non-REM (Rapid Eye Movement). Pada saat tidur, terjadi perbaikan sel-sel otak, dan produksi sekitar 75% hormon tubuh.

Siklus tidur memiliki keterkaitan dengan hormon tubuh. Hormon pertumbuhan disekresi pada awal periode tidur lelap dan dihambat selama tidur REM (Rapid Eye Movement), yang berhubungan dengan mimpi.

Dokter Marc Weissbluth dalam bukunya Healthy Sleep Habits, dan Happy Child mengungkapkan bahwa pabila anak tidak cukup tidur, maka badan tidak bisa menyelesaikan tahapan yang diperlukan untuk perbaikan otot, pengaturan pikiran dan memori, serta pelepasan hormon yang mengatur pertumbuhan dan nafsu makan. Hal ini menggambarkan pentingnya hubungan antara tidur dan tumbuh kembang anak.

Tidur yang cukup tidak secara multak diukur berdasarkan jumlah jam tidur dalam sehari. Beberapa tanda anak cukup tidur adalah jika anak bisa tertidur dengan mudah di malam hari, bisa terbangun dengan mudah di waktu normal pada pagi hari, dan tidak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai perkembangannya.

Anak bisa dikatakan mendapatkan istirahat yang cukup apabila memenuhi jadwal tidur dalam sehari yang teratur, total waktu tidur, tidur siang, dan konsilidasi tidur yang baik secara seimbang.
Kekhawatiran orangtua terhadap pola tidur anak ternyata adalah salah satu masalah yang sering dikonsultasikan kepada dokter anak. Pasalnya, gangguan tidur yang sering kali terjadi pada anak bisa mengganggu kenyamanan tidur anak tersebut.

Ada beberapa gangguan tidur yang bisa terjadi pada anak, antara lain:

·         Night Waking

Night waking didefinisikan sebagai bangun dan menangis 1 kali atau lebih antara tengah malam hingga jam 5.00 pagi. Night waking terjadi paling sedikit 4 malam dalam seminggu, dan dalam 4 minggu dalam sebulan. Kira-kira 25% gangguan tidur Night Waking terjadi pada bayi antara umur 6 bulan dan 12 bulan.

·         Night terrors (pavor nocturn)

Night terrors umumnya terjadi pada anak berumur 18 bulan hingga 5 tahun. Night terrors merupakan kondisi anak yang sedang tidur lalu tiba-tiba duduk, berteriak, tampak bingung, disorientasi, mata terbelalak, dan terlihat sangat ketakutan. Anak tersebut walaupun sedang terbangun tetapi ia tidak mengenal orangtuanya atau orang lain. Kondisi ini hanya berlangsung beberapa menit, kemudian anak tidur kembali. Namun demikian, kondisi ini juga bisa berlangsung lama.
Karena ini bukan mimpi, maka keesokan harinya anak tidak akan mengingat kejadian yang dia alami tersebut. Peristiwa ini biasanya terjadi pada keadaan anak yang sedang sakit, stres, kurang tidur, namun bisa juga terjadi tanpa faktor yang jelas.

·         Somnambulism (tidur berjalan)

Somnambulism sering terjadi pada anak besar atau remaja, antara umur 5 dan 7 tahun, dan sering dipengaruhi oleh riwayat keluarga dengan gangguan serupa. Pada keadaan somnambulism, anak terbangun dari tempat tidurnya, lalu berjalan, naik tangga, atau ke kamar mandi dengan mata terbuka, bahkan anak dapat sampai keluar rumah yang bisa membahayakan hidupnya.
Saat anak mengalami kondisi ini, dia tidak bisa menjawab pertanyaan. Umumnya, kondisi ini berlangsung sebentar, hanya beberapa menit, kemudian anak tertidur kembali.

·         Nightmares (mimpi buruk)

Nightmare Paling sering terjadi pada anak berumur 4-6 tahun, walaupun studi membuktikan bahwa 25% anak berumur 6-12 tahun masih bisa mengalami mimpi buruk. Ketika kondisi ini terjadi, anak akan terbangun sepenuhnya dan tampak ketakutan. Hal ini biasanya bisa membuat sang anak selalu teringat akan isi dari mimpi buruknya tersebut, namun bisa ditenangkan oleh orangtua. Seperti night terrors, nightmare ini mudah timbul bila ada faktor stres.
Mimpi buruk bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang bisa mencetuskan mimpi buruk, di antaranya:

·         Mengonsumsi makanan khusus pada malam hari, seperti coklat, keju dan minuman bersoda.

·         Menonton program televisi tertentu.

·         Masa inkubasi penyakit.

·         Rasa khawatir akan sesuatu.

Oleh sebab itu, sikap orangtua adalah menenangkan dan mendampingi, yakinkan bahwa itu hanyalah sebuah mimpi dan bukan kejadian yang sebenarnya. Bila kejadian ini berulang secara teratur, maka perlu diketahui latar belakangnya dan bila perlu konsultasikan hal ini ke psikolog.

·         Sleep Refusal (bedtime struggles)

Sleep refusal merupakan kondisi anak yang menolak untuk tidur dengan cara menarik perhatian orangtua, misalnya dengan meminta sesuatu secara berulang-ulang, seperti meminta minum, pergi ke toilet, ataupun meminta makanan.
Pada umumnya, masalah ini bisa ditangani dengan menciptakan apa yang disebut dengan good sleep hygiene, yaitu lingkungan tenang, cukup gelap dengan suhu yang nyaman. Selain itu, masalah ini bisa juga ditangani dengan menciptakan waktu tidur yang rutin, menempatkan anak di tempat tidur sebelum jam tidur dan tidak menimbulkan paparan menakutkan atau aktivitas yang berlebihan 1 jam sebelum anak tertidur. Cara ini sebaiknya dimulai sedini mungkin agar bisa menjadi suatu tindakan mencegah yang merupakan penanganan utama dari gangguan tidur pada anak bila dikerjakan secara konsisten.

·         Night walking

Night walking merupakan kondisi anak yang terbangun pada malam hari, bisa disertai tangisan yang lama, dan kejadiannya berulang-ulang. Hal ini bila dibiarkan tentunya merupakan sumber stres bagi orangtua. Ada beberapa faktor yang bisa membuat anak terbangun malam hari, misalnya infeksi telinga.
Tindakan penanganan yang bisa dilakukan untuk menangani night walking adalah dengan memberikan keterampilan self-soothing pada anak. Disamping itu, bisa pula dilakukan dengan menerapkan good sleep hygiene, seperti yang telah disebutkan di atas. Dan apabila anak bila anak menangis pastikan bahwa tidak ada masalah fisik terjadi.

·         Sleep paralysis (kelumpuhan waktu tidur)

Sleep paralysis terjadi pada anak besar atau remaja. Kondisi ini bias terjadi pada waktu anak baru saja tertidur, dan dengan mendadak kondisi badan, tangan dan kaki anak menjadi tidak bisa bergerak. Kondisi ini biasanya hanya berlangsung selama beberapa detik, dan berakhir secara spontan atau segera berakhir bila orang yang mengalaminya disentuh. Hampir semua orang pernah mengalami keadaan seperti ini,yang dilebih dikenal “ketindihan”.

·         Sleep starts (miyoclonus nocturnal)

Miyoclonus nocturnal berupa serangan mioklonus atau mioklonik yang dapat terjadi pada anak yang baru saja tertidur. Ini merupakan bentuk fisiologik mioklonus. Kondisi ini bukan epilepsi dan tidak perlu pengobatan.

·         Bed wetting (ngompol)

Ngompol biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam dan anak bisa bangun secara mendadak. Hal ini termasuk salah satu gangguan tidur. Kondisi ini terjadi sehubungan dengan anak yang masih memiliki kesulitan kontrol terhadap fungsi kandung kemih pada malam hari, yang biasanya dicapai pada umur 3 tahun.
Pada umur 6 bulan, rata-rata anak mengompol setiap 2 jam. Pada kondisi seperti ini, popok sekali pakai yang berkualitas mempunyai peran penting dalam membantu meningkatkan kualitas tidur bayi sepanjang malam.
Sebagai orangtua, Anda harus bisa membedakan antara anak dengan waktu tidur yang singkat (short sleeper) dan anak dengan kurang tidur. Sebab, kurang tidur bisa menyebabkan anak tampak mengantuk yang nantinya akan mempengaruhi aspek kognitif, akademik dan perilaku selama siang hari. Bila gangguan tidur berlanjut atau mempengaruhi aktivitas anak pada siang hari, ada baiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.

sumber : Klikdokter.com

0 komentar:

Posting Komentar